Diskominfotik Rohil — Dalam rangka memperkuat komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup serta menjaga identitas budaya Melayu yang lekat dengan nilai-nilai keharmonisan alam, Kepolisian Daerah (Polda) Riau menginisiasi Gerakan Penghijauan melalui penanaman 200 pohon di halaman Gedung Parkir Kantor Bupati Rokan Hilir, Bagan Siapi-api. Mengusung tema *“Melindungi Tuah, Menjaga Marwah”*, kegiatan ini menjadi representasi nyata dari sinergi lintas sektor dalam merawat keberlanjutan ekosistem lokal dan memperkuat ketahanan lingkungan di wilayah pesisir.
Kegiatan yang berlangsung dalam suasana khidmat ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Buya Khalifah Zulfan Akbar, S.Ag., sebagai wujud spiritualitas dan penghormatan terhadap nilai-nilai religius masyarakat Rokan Hilir. Sejumlah tokoh strategis hadir dalam momentum tersebut, antara lain Gubernur Riau Dr. H. Abdul Wahid, Kapolda Riau Irjen. Pol. Drs. Herry Heryawan, M.Hum, Bupati Rokan Hilir H. Bistamam, Wakil Bupati Jhony Charles, Dandim 0321/Rohil Letkol Kav Nugraha Yudha P, serta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), termasuk tokoh masyarakat lintas etnis dan budaya, akademisi, dan unsur media.
Dalam rangkaian acara, suasana lokalitas dikuatkan melalui pembacaan pantun pembuka yang menggugah semangat Melayu. Penyambutan yang hangat terhadap para tamu kehormatan dilanjutkan dengan sambutan resmi dari kepala daerah. Dalam pidatonya, Bupati Rokan Hilir menyampaikan bahwa gerakan penanaman pohon merupakan langkah strategis dalam menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, saya menyambut baik dan mendukung penuh gerakan penanaman pohon ini sebagai bagian dari komitmen kolektif dalam menjaga ekosistem daerah. Harapan kami, melalui langkah kecil ini akan lahir manfaat besar yang dapat dirasakan oleh generasi kini dan mendatang. Semoga setiap tetes keringat dan upaya yang kita curahkan mendapat ridho Allah SWT,” ujar Bupati.
Sementara itu, Kapolda Riau dalam sambutannya menekankan pentingnya penanaman pohon bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai manifestasi kesadaran ekologis masyarakat modern yang harus memahami ancaman perubahan iklim global, degradasi lingkungan, dan pentingnya harmoni antara manusia dan alam.
“Kita hadir di sini bukan sekadar untuk menanam pohon secara fisik, tetapi untuk menanam kesadaran dan menumbuhkan karakter kolektif dalam menjaga keseimbangan alam. Ini adalah langkah awal menuju transformasi moral dan etika lingkungan, sejalan dengan nilai-nilai Melayu yang menjunjung tinggi kearifan lokal,” tegas Irjen Pol. Herry Heryawan.
Kapolda juga menyampaikan rencana pembangunan *Bank Pohon* yang akan menyediakan bibit secara berkelanjutan kepada masyarakat. Program ini ditargetkan mampu mendistribusikan hingga 8.000 bibit setiap bulannya sebagai langkah konkret menuju kedaulatan ekologis berbasis masyarakat.
Gubernur Riau, Dr. H. Abdul Wahid, dalam pidatonya memberikan apresiasi atas inisiatif Polda Riau yang dinilai sejalan dengan semangat kultural masyarakat Melayu dalam menjaga kelestarian alam. Ia menekankan bahwa identitas Melayu tidak hanya tercermin dari adat dan budaya, tetapi juga dari cara masyarakatnya merawat pohon dan menghormati alam.
“Masyarakat Melayu yang sejati tidak akan pernah menebang pohon sembarangan. Menjaga alam adalah menjaga marwah, dan setiap pohon adalah nafas dari masa depan. Penebangan liar hanya akan melahirkan bencana ekologis seperti banjir dan abrasi. Mari kita jadikan penanaman pohon sebagai gerakan kolektif, dan untuk itu Pemerintah Provinsi Riau akan mengeluarkan surat edaran bagi seluruh ASN untuk turut berpartisipasi dalam gerakan ini,” terang Gubernur.
Sebagai simbol komitmen, para pimpinan daerah, tokoh adat, dan unsur masyarakat secara bersama-sama menanam pohon secara simbolis. Penanaman ini disertai pembacaan puisi bertema lingkungan, mempertegas integrasi antara nilai budaya dan kepedulian ekologi dalam satu nafas perjuangan menjaga bumi.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi peristiwa seremonial, tetapi diharapkan menjadi titik tolak lahirnya gerakan sadar lingkungan secara sistemik di Provinsi Riau. Sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, masyarakat adat, sektor swasta, dan media menjadi fondasi penting dalam menciptakan *New Environmental Paradigm* yang berorientasi pada keberlanjutan, keharmonisan, dan kesejahteraan lintas generasi.