Badan P2KBP3A Rokan Hilir Gelar Orientasi Teknik Pelaksanaan Kader Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

Diskominfotiks Rohil --Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (BP2KBP3A) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menggelar kegiatan Orientasi Teknik Pelaksanaan Kader Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, Senin (28/7/2025) di Aula Armaroza Jalan Kecamatan, Bangko, Rohil Provinsi Riau.

 

Orientasi Teknik Pelaksanaan Kader Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

( BKB, BKR, BKL, PPKS, PIK-R) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Acceptor (UPPKA) ini di katakan Kepala BP2KBP3A di ikuti 150 orang peserta yang terdiri dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)  Kabupaten, TPPS Kecamatan, Kelurahan/Kepenghuluan yang menjadi lokus dan mitra kerja lainnya.

 

Kepala BP2KBP3A Cici Sulastri dalam sambutannya menyampaikan dengan adanya pelatihan-pelatihan seperti ini, para insan kesehatan di kecamatan dapat berperan peran semua dengan beberapa kepala OPD kita. Kalau tidak bekerja sama, maka angka stunting ini akan terus-menerus tinggi.

 

" Saya yakin dan percaya insan-insan kesehatan kita ini kalau kerja di lapangan memang luar biasa, namun masih kekurangan dukungan. Oleh karenanya kita pun butuh support dari beberapa OPD terkait dan Kecamatan semuanya harus bergerak termasuk kader-kadernya," kata Cici.

Lanjutnya," Saya berharap dengan adanya pelatihan ini kita punya komitmen untuk sama-sama kerja dan punya target. Kalau kita nggak ada target untuk bekerja, mungkin hasilnya sia-sia atau hanya itu-itu saja. Jadi tujuan dari orientasi ini untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan penurunan stunting serta kekurangan pelaporan Web Bangda," kata Cici Sulastri.

 

Hasil dari Rakorda sebelumnya, terang Cici bahwa ada beberapa Kepala OPD di Kabupaten/Kota yang capaiannya luar biasa. Target mereka tercapai tergantung bagaimana cara kerjanya. Ia mengharapkan semua yang hadir dapat sama-sama berkomitmen mengharumkan nama daerah.

 

" Kita berharap dengan ada pelatihan-pelatihan ini menambah wawasan dan menambah komitmen kita untuk bekerja secara profesional. Karena kita bersentuhan langsung dengan masyarakat, apa lagi petugas kesehatan yang paling banyak bersentuhan dengan masyarakat profesionalisme dalam bekerja sangat di tuntut.'

 

" Dengan adanya pelatihan-pelatihan seperti ini saya mau kita berkomitmen bersama, sama- sama kita bergerak supaya target-target itu bisa tercapai semaksimal mungkin," harapnya.

Sementara itu, sebagai narasumber yang dihadirkan BP2KBP3A Rohil pada kegiatan orientasi Teknik Pelaksanaan Kader Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga ini dari UNRI, Prof, Dr Saktioto, SSI, MPHil dan Rahman Setiawan, S.Gz, MSi serta dihadiri Kepala OPD terkait penurunan stunting, Para Camat, Kabid IKP Diskominfotiks Rohil, Juni Rahmat serta peserta orientasi lainnya.

 

Prof, Dr Saktioto, SSI, MPHil menerangkan bahwa pencerahan untuk memahami persoalan kehidupan ini terutama permasalahan stunting sejak dini harus bisa di ketahui oleh semua lapisan masyarakat. Karena semua adalah bagian dari satu sistem.

 

" Secara spesifik stunting muncul pada anak berawal dari proses orang tua yang berumah tangga hingga melahirkan anak-anak yang sehat dan bergizi atau tidak sama sekali. Hal yang mendasar stunting muncul dari sistem pola hidup hingga mempengaruhi psikologi dimana pola hidup instan yang menganggap pola hidup itu sederhana," kata Saktioto

Lanjutnya lagi," prilaku menghindar dari keadaan lingkungan dengan cara-cara yang instan merupakan salah satu upaya penyelesaian masalah stunting. Stunting bisa hilang jika seluruh elemen masyarakat melakukan perbaikan dan stunting juga bisa terus bertahan jika pola hidup masyarakat dan perangkat pemerintah ini tidak mau secara spesifik menyelesaikannya," jelasnya.

 

Diterangkan nya lagi bahwa stunting juga bisa menjadi tolak ukur seberapa besar kepedulian pemerintah dan masyarakat untuk memperbaikannya. Jika ingin serius menyelesaikan stunting harus di mulai dari keluarga terdekat, dari mereka yang memiliki kepedulian tinggi termasuk rumah ibadah, organisasi yang dapat memberikan pencerahan dan bimbingan terhadap lingkungan kehidupan masyarakat.

 

" Tidak ada sesuatu yang tabu apabila satu keluarga ada anak yang kena stunting. Semua bisa di perbaiki, asalkan pola hidup dari masyarakat itubbisa di perbaiki terkait masalah makana bergizi, perbaikan ekonomi keluarga, bersahabat dengan lingkungan yang baik sehingga anak-anak tumbuh dengan kwalitas hidup yang lebih layak," ungkapnya. (Rls/Iwn)

Tags: